Rangkuman (intisari) isi buku
ZULQI
RIESKYANING MAULANA
PGSD
4B/ 10 141 045
IKIP
PGRI MADIUN
2012
PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KERAJINAN
SEKOLAH DASAR
1. Pendahuluan
Seni
merupakan hasil karya manusia yang mempunyai makna. Seni rupa adalah bentuk
ungkapan yang dicurahkan seniman melalui media rupa ( visual ) dengan 2 atau 3
dimensi. Lukisan cat minyak pada kain atau cat air pada kertas gambar adalah
contoh karya rupa 2 dimensi, sedangkan patung, relief, kursi adalah contoh
karya rupa 3 dimensi.
Kerajinan
tangan dan Kesenian ( Kertakes ) diberikan bagi murid SD guna menumbuhkan
kepekaan rasa keindahan (estetika) sehingga membentuk sikap kreatif,
apresiatif, dan kritis. Kertakes memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
memperoleh pengalaman berapresiasi dan berkreasi yang dapat menghasilkan suatu
benda yang bermanfaat.
2. Wawasan Seni
Manusia
disebut sebagai mahluk budaya karena
manusia berkembang secara dinamis. Salah satu unsure kebudayaan yang hidup di
masyarakat adalah kesenian. Jika kebudayaan dipandang sebagai system
pengetahuan atau system gagasan, maka konsekwensi logisnya kesenian merupakan
system pengetahuan, nilai-nilai dan gagasan, yang merujuk padanilai keindahan.
Kesenian yang berkembangdalam suatu kebudayaan masyarakat memiliki nilai-nilai
yang bersifat universal. Artinya, bahwa kesenian dapat dipolakan secara sama.
Definisi
seni yang paling sederhana dan sering dilontarkan oleh public secara umum ialah
segala macam keindahan yang diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni
merupakan karya keindahan yang menimbulkan kenikmatan. Keindahan menurut asal
katanya dalam bahasa Inggris beautiful. Dalam
bahasa Inggris sering dipergunakan
istilah beauty (keindahan) dan the
beautifull (benda atau hal yang indah).
Jika kita
ingin mengetahui latar belakang penciptaan karya seni, maka kita harus memahami
dorongan utama manusia dalam menciptakan karya seni.
Berdasarkan
penelitian, dorongan berkarya seni pada dasarnya meliputi:
1.
Dorongan magis dan religious
2.
Dorongan untuk bermain
3.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
(praktis)
Seni
memang selalu dihubungkan dengan ekspresi pribadi, sebab seni lahir dari
ungkapan perasaan pribadi penciptanya. Sehungan dengan nilai ekspresi dalam
seni, Herbert Read merumuskan tentang kedudukan ekspresi dalam proses penciptaan
seni, sebagai berikut:
1.
Pengamatan terhadap kualitas materiil
2.
Penyusunan hasil pengamatan tersebut
3.
Pemanfaatan susunan itu untuk mengekspresikan
perasaan yang dirasakan sebelumnya.
3. Pengertian Estetika dan
Perkembangannya
Estetika berasal
dari bahasa Yunani “aistetika” berati
yang dapat dicerap oleh pancaindera. Oleh karenanya, estetika sering diartikan
sebagai pencerapan indera ( sense of
perception). Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan senagai suatu
cabang filsafat yang menghubungkan gejala yang indah pada alam dan seni.
Keindahan dalam seni merupakan pengertian seni yang diwariskan oleh bangsa
Yunani dahulu. Aristoteles merumuskan keindahan sesuatu yang baik dan
menyenangkan.
Perkembangan
estetika antara lain:
1.
Estetika Klasik Barat
2.
Estetika Abad Pertengahan
3.
Estetika Pramodern
4.
Estetika Timur
4. Konsep Dasar Seni Rupa
Pendidikan seni rupa di SD merupakan
submata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian atau sering disingkat oleh para
guru dengan KTK atau Ketangkes. Pengenalan pendidikan seni rupa sebagai mata
pelajaran KTK ini sejak berlakunya Kurikulum Pendidikan Dasar 1994. Sebelumnya
dalam kurikulum SD 1994 pendidikan seni rupa berumpun pada mata pelajaran
kesenian yang terpisah dengan pendidikan keterampilan.
Seni dapat digunakan sebagai media pendidikan.
Dengan adanya seni, daya imajinasi dan fantasi itulah siswa juga mampu
mengembangkan kemampuan penciptaan permainannya sesuai dengan pengaruh
lingkungan dan pendidikan keluarga yang diterimanya.
Pendekatan yang utama dalam pembelajaran pendidikan seni rupa ialah pendekatan
inspiratif. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan
terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran
setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi
masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang
memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia,
atau kolaborasi seni.
5. Aneka Kegiatan Berkarya Seni Rupa
Beberapa
kegiatan Berkarya Seni Rupa antara lain:
a. Dwimatra
Contoh:
1.
Membatik sederhana
2.
Tarikan benang
3.
Inkblot
4.
Menggambar dengan tiupan
5.
Cetak penampang
6.
Cetak sablon
7.
Monoprint
8.
Finger painting
9.
Kolase
10.
Montase
11.
Mosaic
12.
Menggambar bentuk
13.
Menggambar dekoratif
14.
Menggambar ilustrasi
15.
M3 ( melipat, menggunting, menempel)
16.
Menganyam
b. Trimatra
1.
Membutsir
2.
Merangkai
3.
Membuat topeng kertas
4.
Membuatwayang kertas
c. Origami
d. Kerajinan Simpul( makrame )
6. Pertimbangan Metodologis dalam
pendidikan Seni Rupa
Pendidikan
Seni Rupa dapat mencakup kognisi, apresiasi dan berkreasi. Kegiatan kognisi dan
apresiasi memberi bekal kepada anak untuk mengenal dan memahami pengetahuan
kesenirupaan, seperti: mengenal unsur-unsur dasar seni, prinsip-prinsip seni,
fungsi seni, hubungan seni dengan kehidupan masyarakat. Kegiatan kreasi dalam pelaksanaannya
memberikan kebebasan berekspresi dan memberikan saluran emosi serta memiliki
peran dalam mengembangkan mental-spiritual anak-anak. Kehadiran mata pelajaran
ini dipandang perlu agar terciptanya manusia Indonesia yang tidak hanya
dijejali dengan pengembangan logika saja, tapi aspek rasa (estetika) serta
serta budi pekerti (etika) terintegrasi dengan baik.
Tiga
pendekatan yang dikenal, yaitu: (1) pendekatan otoritatif, (2) pendekatan
permisif dan (3) pendekatan demokratis dapat dipilih untuk disesuaikan dengan
kebutuhan belajar.
7. Pembelajaran Seni Rupa di SD
Setiap
guru SD perlu mengenal latar belakang anak didiknya, khususnya landasan teori
tentang dunia kesenirupaan anak yang telah dikembangkan oleh para ahli, agar ia
dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Anak
Sekolah Dasar (SD) berkisar sekitar 6-12 tahun. Berdasarkan teori tahap-tahap
perkembangan menggambar/seni rupa secara garis besar dapat dibedakan dua tahap
karakteristik, yaitu kelas I sampai kelas III ditandai dengan kuatnya daya
fantasi-imajinasi, sedangkan kelas IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan
mulai berfungsinya kekuatan rasio. Yang perlu diperhatikan adalah: 1. Mengenal
perkembangan seni rupa anak, 2. RPP, 3. Materi pembelajaran, 4. Kegiatan pembelajaran, 5. Media pembelajaran, 6. Metode
8. Memahami Bahasa Rupa Gambar Anak
Gambar
2. 10 Perkembangan Seni Rupa Anak Sekolah Dasar
Perbedaan
kedua karakteristik ini tampak pada gambar-gambar (karya dua dimensi) atau
model, patung dan perwujudan karya tiga dimensi lainnya. Ada dua cara untuk
memahami perkembangan seni rupa anak-anak. Pertama, mengkaji teori-teori yang
berkaitan dengan perkembangan seni rupa anak menurut para ahli. Kedua,
mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang usia yang relevan dengan
teori yang telah kita pelajari. Melalui kegiatan ini, diharapapkan kita bisa
memahami perkembangan seni rupa anak secara komprehensif.
Sumber
Buku Pendidikan Seni Rupa &
Kerajinan untuk mahasiswa PGSD/PGTK, Guru SD/TK Edisi Yang Disempurnakan,
2005.
Udanarto. (1990). Pendidikan Seni Rupa: Buku Guru SD. Jakarta:
Pusat Perbukuan, DEPDIKBUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar