Selasa, 31 Juli 2012

Rangkuman (intisari) isi buku

Rangkuman (intisari) isi buku
ZULQI RIESKYANING MAULANA
PGSD 4B/ 10 141 045
IKIP PGRI MADIUN
2012

PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KERAJINAN SEKOLAH DASAR
1. Pendahuluan
Seni merupakan hasil karya manusia yang mempunyai makna. Seni rupa adalah bentuk ungkapan yang dicurahkan seniman melalui media rupa ( visual ) dengan 2 atau 3 dimensi. Lukisan cat minyak pada kain atau cat air pada kertas gambar adalah contoh karya rupa 2 dimensi, sedangkan patung, relief, kursi adalah contoh karya rupa 3 dimensi.
Kerajinan tangan dan Kesenian ( Kertakes ) diberikan bagi murid SD guna menumbuhkan kepekaan rasa keindahan (estetika) sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif, dan kritis. Kertakes memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memperoleh pengalaman berapresiasi dan berkreasi yang dapat menghasilkan suatu benda yang bermanfaat.
2. Wawasan Seni
Manusia disebut sebagai mahluk budaya  karena manusia berkembang secara dinamis. Salah satu unsure kebudayaan yang hidup di masyarakat adalah kesenian. Jika kebudayaan dipandang sebagai system pengetahuan atau system gagasan, maka konsekwensi logisnya kesenian merupakan system pengetahuan, nilai-nilai dan gagasan, yang merujuk padanilai keindahan. Kesenian yang berkembangdalam suatu kebudayaan masyarakat memiliki nilai-nilai yang bersifat universal. Artinya, bahwa kesenian dapat dipolakan secara sama.
Definisi seni yang paling sederhana dan sering dilontarkan oleh public secara umum ialah segala macam keindahan yang diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni merupakan karya keindahan yang menimbulkan kenikmatan. Keindahan menurut asal katanya dalam bahasa Inggris beautiful. Dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan  the beautifull (benda atau hal yang indah).
Jika kita ingin mengetahui latar belakang penciptaan karya seni, maka kita harus memahami dorongan utama manusia dalam menciptakan karya seni.
Berdasarkan penelitian, dorongan berkarya seni pada dasarnya meliputi:
1.     Dorongan magis dan religious
2.    Dorongan untuk bermain
3.    Dorongan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (praktis)
Seni memang selalu dihubungkan dengan ekspresi pribadi, sebab seni lahir dari ungkapan perasaan pribadi penciptanya. Sehungan dengan nilai ekspresi dalam seni, Herbert Read merumuskan tentang kedudukan ekspresi dalam proses penciptaan seni, sebagai berikut:
1.     Pengamatan terhadap kualitas materiil
2.    Penyusunan hasil pengamatan tersebut
3.    Pemanfaatan susunan itu untuk mengekspresikan perasaan yang dirasakan sebelumnya.
3. Pengertian Estetika dan Perkembangannya
Estetika berasal dari bahasa Yunani “aistetika” berati yang dapat dicerap oleh pancaindera. Oleh karenanya, estetika sering diartikan sebagai pencerapan indera ( sense of perception). Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan senagai suatu cabang filsafat yang menghubungkan gejala yang indah pada alam dan seni. Keindahan dalam seni merupakan pengertian seni yang diwariskan oleh bangsa Yunani dahulu. Aristoteles merumuskan keindahan sesuatu yang baik dan menyenangkan.
Perkembangan estetika antara lain:
1.     Estetika Klasik Barat
2.    Estetika Abad Pertengahan
3.    Estetika Pramodern
4.    Estetika Timur
4. Konsep Dasar Seni Rupa
Pendidikan seni rupa di SD merupakan submata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian atau sering disingkat oleh para guru dengan KTK atau Ketangkes. Pengenalan pendidikan seni rupa sebagai mata pelajaran KTK ini sejak berlakunya Kurikulum Pendidikan Dasar 1994. Sebelumnya dalam kurikulum SD 1994 pendidikan seni rupa berumpun pada mata pelajaran kesenian yang terpisah dengan pendidikan keterampilan.
Seni dapat digunakan sebagai media pendidikan. Dengan adanya seni, daya imajinasi dan fantasi itulah siswa juga mampu mengembangkan kemampuan penciptaan permainannya sesuai dengan pengaruh lingkungan dan pendidikan keluarga yang diterimanya.
Pendekatan yang utama dalam pembelajaran pendidikan seni rupa ialah pendekatan inspiratif. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni.

5. Aneka Kegiatan Berkarya Seni Rupa
Beberapa kegiatan Berkarya Seni Rupa antara lain:
a.  Dwimatra
Contoh:
1.     Membatik sederhana
2.    Tarikan benang
3.    Inkblot
4.    Menggambar dengan tiupan
5.    Cetak penampang
6.    Cetak sablon
7.    Monoprint
8.    Finger painting
9.    Kolase
10. Montase
11.  Mosaic
12. Menggambar bentuk
13. Menggambar dekoratif
14. Menggambar ilustrasi
15. M3 ( melipat, menggunting, menempel)
16. Menganyam
b.  Trimatra
1.     Membutsir
2.    Merangkai
3.    Membuat topeng kertas
4.    Membuatwayang kertas
c.  Origami
d.  Kerajinan Simpul( makrame )

6. Pertimbangan Metodologis dalam pendidikan Seni Rupa

Pendidikan Seni Rupa dapat mencakup kognisi, apresiasi dan berkreasi. Kegiatan kognisi dan apresiasi memberi bekal kepada anak untuk mengenal dan memahami pengetahuan kesenirupaan, seperti: mengenal unsur-unsur dasar seni, prinsip-prinsip seni, fungsi seni, hubungan seni dengan kehidupan masyarakat. Kegiatan kreasi dalam pelaksanaannya memberikan kebebasan berekspresi dan memberikan saluran emosi serta memiliki peran dalam mengembangkan mental-spiritual anak-anak. Kehadiran mata pelajaran ini dipandang perlu agar terciptanya manusia Indonesia yang tidak hanya dijejali dengan pengembangan logika saja, tapi aspek rasa (estetika) serta serta budi pekerti (etika) terintegrasi dengan baik.
Tiga pendekatan yang dikenal, yaitu: (1) pendekatan otoritatif, (2) pendekatan permisif dan (3) pendekatan demokratis dapat dipilih untuk disesuaikan dengan kebutuhan belajar.
7. Pembelajaran Seni Rupa di SD
Setiap guru SD perlu mengenal latar belakang anak didiknya, khususnya landasan teori tentang dunia kesenirupaan anak yang telah dikembangkan oleh para ahli, agar ia dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Anak Sekolah Dasar (SD) berkisar sekitar 6-12 tahun. Berdasarkan teori tahap-tahap perkembangan menggambar/seni rupa secara garis besar dapat dibedakan dua tahap karakteristik, yaitu kelas I sampai kelas III ditandai dengan kuatnya daya fantasi-imajinasi, sedangkan kelas IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya kekuatan rasio. Yang perlu diperhatikan adalah: 1. Mengenal perkembangan seni rupa anak, 2. RPP, 3. Materi pembelajaran, 4. Kegiatan  pembelajaran, 5. Media pembelajaran, 6. Metode

8. Memahami Bahasa Rupa Gambar Anak
Gambar 2. 10 Perkembangan Seni Rupa Anak Sekolah Dasar
Perbedaan kedua karakteristik ini tampak pada gambar-gambar (karya dua dimensi) atau model, patung dan perwujudan karya tiga dimensi lainnya. Ada dua cara untuk memahami perkembangan seni rupa anak-anak. Pertama, mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan seni rupa anak menurut para ahli. Kedua, mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang usia yang relevan dengan teori yang telah kita pelajari. Melalui kegiatan ini, diharapapkan kita bisa memahami perkembangan seni rupa anak secara komprehensif.


Sumber
Buku Pendidikan Seni Rupa & Kerajinan untuk  mahasiswa PGSD/PGTK, Guru SD/TK Edisi Yang Disempurnakan, 2005.
Udanarto. (1990).  Pendidikan Seni Rupa: Buku Guru SD. Jakarta: Pusat Perbukuan, DEPDIKBUD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar